setelah kita menyadari betapa pentingnya nilai keikhlasan hati kita, kebersihan hati kita dari noda-noda syirik, sombong, ujub, dsb
kini kita akan belajar utk melatih diri kita utk menggapai keikhlasan hati tersebut
tentu ini bukan latihan yg dapat dilakukan sekali langsung jadi
seorang ulama salaf mengatakan bahwa ikhlas adalah hal yang paling sulit utk dilakukan
jelas bahwa perlu latihan seumur hidup dalam menggapai keikhlasan
langkah pertama adalah niat
apa itu niat?
niat bukan sekedar ucapan di mulut
niat juga bukan sekedar pernyataan belaka
niat lebih tepatnya adalah sebuah keteguhan hati
sebuah ketetapan hati dalam melaksanakan sesuatu, dan niat akan berhenti setelah sesuatu itu tercapai jadi niat juga ada proses yg berlangsung secara terus menerus dan dapat diperbaharui setelah sekian waktu seandainya kita menganggapnya perlu
setelah niat, hal yang kita perlukan adalah ilmu
ilmu akan menjadi landasan kita dalam memahami segala sesuatu
tanpa ilmu, seorang manusia tidak akan dapat hidup
ilmu adalah udara bagi akal, dan tanpanya tidak akan ada gunanya akal
setelah kita memiliki niat dan ilmu, hal ketiga yg kita perlukan untuk menggapai keikhlasan adalah amal
kenapa?
karena amal adalah bentuk latihan dan penempaan diri bagi kita
ilmu tanpa amal ibarat biji mata yg tidak dapat melihat, demikian dinyatakan oleh Ibnul Jauzi
sebaliknya amal tanpa ilmu adalah sebuah kesesatan
tiga poin ini, berikut dengan pengembangannya, yang insya Allah akan kita bahas
1. niat
2. ilmu
3. amal
tiga hal ini yang melandasi kita menggapai sebuah nuansa keikhlasan
penanaman tauhid di dalam diri kita
nah, sekarang kita sudah punya semacam silabus ringkas mengenai materi yang akan kita bahas
jadi insya Allah pekan depan kita udah punya gambaran nih, apa yg akan kita bahas selanjutnya
insya Allah pada pertemuan ini, kita bahas niat
sebagaimana sudah sempat diulas secara ringkas diatas, niat adalah keteguhan hati, ketetapan hati dalam melaksanakan sesuatu
niat tidak hanya diucapkan oleh mulut dan dilafalkan oleh lidah
namun niat perlu dihujamkan mendalam ke sanubari masing-masing dari kita
kenapa?
Rasulullah saw bersabda mengenai hijrah kaum Muhajirin ke Madinah sebagai berikut : "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan."
semua perbuatan tergantung pada niatnya
mochamadrizafebriansyah has joined the conference.
artinya, niat menjadi sebuah syarat yg mendasar
mochamadrizafebriansyah has joined the conference.
niat akan menentukan apakah sebuah amalan bernilai pahala atau maksiat
dengan niat yg lurus kepada Allah, maka sebuah amal bernilai pahala
demikian sebaliknya
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda "Manusia akan di kumpulkan sesuai dengan niat mereka masing-masing."
kita akan dikumpulkan pada hari akhir berdasarkan niat kita masing2
niat menjadi sesuatu bernilai lebih
dua orang yg meninggal di medan perang melawan tentara musyrik belum tentu berakhir di tempat yang sama
dalam sebuah riwayat, seorang yg berjihad namun dengan niat agar ia dipanggil sebagai seorang pemberani, dimasukkan Allah ke dalam neraka
walaupun ia mati di medan peperangan, melawan tentara musyrik sekalipun, namun niatnya menjadikannya tidak layak utk mendapatkan surga Allah
perlu kita renungkan selama ini, sudahkah kita lurus dalam berniat?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Salah seorang dari kalian tidak akan dapat diselamatkan oleh amalnya, " maka para sahabat bertanya; 'Tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab: 'Tidak juga saya, hanya saja Allah telah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Maka beramallah kalian sesuai sunnah dan berlakulah dengan imbang, berangkatlah di pagi hari dan berangkatlah di sore hari, dan (lakukanlah) sedikit waktu (untuk shalat) di malam hari, niat dan niat maka kalian akan sampai."
bahkan tidak seorang Rasulullah akan diselamatkan oleh banyaknya amal jariyahnya
niat, ikhwah fillah, yg menjadikan sesuatu itu bernilai
alkisah mengenai dua orang yg bersedekah...
yg satu seorang yang kaya, ia bersedekah sebanyak ribuan dinar
dan orang kedua, hanya bersedekah satu dirham
timbangan manusia sangat berbeda dengan timbangan Allah
dan Allah Mahamengetahui akan mahluk-Nya
nilai satu dirham bisa jadi jauh lebih timbangannya di sisi Allah
walaupun dari kacamata seorang manusia, nilai satu dirham jika dibandingkan dengna ribuan dinar jelas tidak berarti banyak
QS 5:27-31 mengisahkan mengenai dua anak Adam as
keduanya diminta untuk berkurban kepada Allah swt
riwayat mengisahkan nama mereka adalah Habil dan Qabil
pada ayat 27, Allah berfirman, "Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam"
dalam ayat-Nya, Allah menggunakan kata "naba-a"
"naba-a" berarti kabar yg penting
yg membawa "naba-a" biasa kita kenal dengan nabi
ada perbedaan derajat antara kata "naba-a" dengan kata "khabar"
padahal keduanya memiliki arti yg kurang lebih sama
Allah memilih kata "naba-a" utk menegaskan betapa pentingnya kisah ini
kisah mengenai dua anak Adam as yg berkurban dan kemudian kurban salah satunya (Habil) diterima dan yg lainnya (Qabil) ditolak
apa alasan kurban yg satu diterima dan kurban yg lain ditolak oleh Allah?
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". QS 5:27
dikisahkan bahwa Qabil memberikan Allah, kurban yg kurang baik
dan Habil memberikan kurban dari ternak terbaik yg ia miliki
namun apakah kurban mereka yg menyebabkan Allah menerima salah satunya dan menolak salah satunya?
lantas apakah jika Qabil memberikan sayur mayur terbaiknya, menjadikan kurbannya diterima oleh Allah? belum tentu
jadi persembahannya apa dan kurbannya apa yg menentukan sebuah amal diterima atau tidak
namun ketakwaan dalam melaksanakan amal tersebut yg menjadikan amal tersebut bernilai
ketakwaan kepada Allah diawali dengan sebuah niat yang tulus dalam melaksanakan sebuah ibadah
kisah mengenai dua anak Adam as tersebut, bisa menjadi sebuah barometer bagi kita
Habil meniatkan kurban tersebut kepada Allah, dengan demikian kita dapat lihat keikhlasannya dalam memberikan kurban
Habil berikan kurban yg terbaik yg ia miliki
inilah ketakwaan
inilah mengapa ia mengatakan "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". QS 5:27
karena dalam ketakwaan terbentang niat dimana ia akan mengikhlaskan apa yg ia miliki, apa yg menjadi kebanggaannya, apa yg terbaik dari dirinya kepada Allah swt
sebaliknya Qabil...
tidak ada niat utk melaksanakan ibadah kurban itu
niatnya bukanlah kepada Allah swt
tak ada keikhlasan dalam hatinya kepada Allah swt
Mujahid ra berkata: "Dahulu kami mencari ilmu ini dengan tanpa niat yang benar. Kemudian Allah memberi niat (kepada kami) di kemudian hari".
dengan atsar diatas saya tutup kajian ini, insya Allah bermanfaat
wabillahi taufiq wak hidayah
wallahu a'lam bish-showab
READ MORE - Ikhlas - 10 maret 2011
kini kita akan belajar utk melatih diri kita utk menggapai keikhlasan hati tersebut
tentu ini bukan latihan yg dapat dilakukan sekali langsung jadi
seorang ulama salaf mengatakan bahwa ikhlas adalah hal yang paling sulit utk dilakukan
jelas bahwa perlu latihan seumur hidup dalam menggapai keikhlasan
langkah pertama adalah niat
apa itu niat?
niat bukan sekedar ucapan di mulut
niat juga bukan sekedar pernyataan belaka
niat lebih tepatnya adalah sebuah keteguhan hati
sebuah ketetapan hati dalam melaksanakan sesuatu, dan niat akan berhenti setelah sesuatu itu tercapai jadi niat juga ada proses yg berlangsung secara terus menerus dan dapat diperbaharui setelah sekian waktu seandainya kita menganggapnya perlu
setelah niat, hal yang kita perlukan adalah ilmu
ilmu akan menjadi landasan kita dalam memahami segala sesuatu
tanpa ilmu, seorang manusia tidak akan dapat hidup
ilmu adalah udara bagi akal, dan tanpanya tidak akan ada gunanya akal
setelah kita memiliki niat dan ilmu, hal ketiga yg kita perlukan untuk menggapai keikhlasan adalah amal
kenapa?
karena amal adalah bentuk latihan dan penempaan diri bagi kita
ilmu tanpa amal ibarat biji mata yg tidak dapat melihat, demikian dinyatakan oleh Ibnul Jauzi
sebaliknya amal tanpa ilmu adalah sebuah kesesatan
tiga poin ini, berikut dengan pengembangannya, yang insya Allah akan kita bahas
1. niat
2. ilmu
3. amal
tiga hal ini yang melandasi kita menggapai sebuah nuansa keikhlasan
penanaman tauhid di dalam diri kita
nah, sekarang kita sudah punya semacam silabus ringkas mengenai materi yang akan kita bahas
jadi insya Allah pekan depan kita udah punya gambaran nih, apa yg akan kita bahas selanjutnya
insya Allah pada pertemuan ini, kita bahas niat
sebagaimana sudah sempat diulas secara ringkas diatas, niat adalah keteguhan hati, ketetapan hati dalam melaksanakan sesuatu
niat tidak hanya diucapkan oleh mulut dan dilafalkan oleh lidah
namun niat perlu dihujamkan mendalam ke sanubari masing-masing dari kita
kenapa?
Rasulullah saw bersabda mengenai hijrah kaum Muhajirin ke Madinah sebagai berikut : "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan."
semua perbuatan tergantung pada niatnya
mochamadrizafebriansyah has joined the conference.
artinya, niat menjadi sebuah syarat yg mendasar
mochamadrizafebriansyah has joined the conference.
niat akan menentukan apakah sebuah amalan bernilai pahala atau maksiat
dengan niat yg lurus kepada Allah, maka sebuah amal bernilai pahala
demikian sebaliknya
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda "Manusia akan di kumpulkan sesuai dengan niat mereka masing-masing."
kita akan dikumpulkan pada hari akhir berdasarkan niat kita masing2
niat menjadi sesuatu bernilai lebih
dua orang yg meninggal di medan perang melawan tentara musyrik belum tentu berakhir di tempat yang sama
dalam sebuah riwayat, seorang yg berjihad namun dengan niat agar ia dipanggil sebagai seorang pemberani, dimasukkan Allah ke dalam neraka
walaupun ia mati di medan peperangan, melawan tentara musyrik sekalipun, namun niatnya menjadikannya tidak layak utk mendapatkan surga Allah
perlu kita renungkan selama ini, sudahkah kita lurus dalam berniat?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Salah seorang dari kalian tidak akan dapat diselamatkan oleh amalnya, " maka para sahabat bertanya; 'Tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab: 'Tidak juga saya, hanya saja Allah telah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Maka beramallah kalian sesuai sunnah dan berlakulah dengan imbang, berangkatlah di pagi hari dan berangkatlah di sore hari, dan (lakukanlah) sedikit waktu (untuk shalat) di malam hari, niat dan niat maka kalian akan sampai."
bahkan tidak seorang Rasulullah akan diselamatkan oleh banyaknya amal jariyahnya
niat, ikhwah fillah, yg menjadikan sesuatu itu bernilai
alkisah mengenai dua orang yg bersedekah...
yg satu seorang yang kaya, ia bersedekah sebanyak ribuan dinar
dan orang kedua, hanya bersedekah satu dirham
timbangan manusia sangat berbeda dengan timbangan Allah
dan Allah Mahamengetahui akan mahluk-Nya
nilai satu dirham bisa jadi jauh lebih timbangannya di sisi Allah
walaupun dari kacamata seorang manusia, nilai satu dirham jika dibandingkan dengna ribuan dinar jelas tidak berarti banyak
QS 5:27-31 mengisahkan mengenai dua anak Adam as
keduanya diminta untuk berkurban kepada Allah swt
riwayat mengisahkan nama mereka adalah Habil dan Qabil
pada ayat 27, Allah berfirman, "Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam"
dalam ayat-Nya, Allah menggunakan kata "naba-a"
"naba-a" berarti kabar yg penting
yg membawa "naba-a" biasa kita kenal dengan nabi
ada perbedaan derajat antara kata "naba-a" dengan kata "khabar"
padahal keduanya memiliki arti yg kurang lebih sama
Allah memilih kata "naba-a" utk menegaskan betapa pentingnya kisah ini
kisah mengenai dua anak Adam as yg berkurban dan kemudian kurban salah satunya (Habil) diterima dan yg lainnya (Qabil) ditolak
apa alasan kurban yg satu diterima dan kurban yg lain ditolak oleh Allah?
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". QS 5:27
dikisahkan bahwa Qabil memberikan Allah, kurban yg kurang baik
dan Habil memberikan kurban dari ternak terbaik yg ia miliki
namun apakah kurban mereka yg menyebabkan Allah menerima salah satunya dan menolak salah satunya?
lantas apakah jika Qabil memberikan sayur mayur terbaiknya, menjadikan kurbannya diterima oleh Allah? belum tentu
jadi persembahannya apa dan kurbannya apa yg menentukan sebuah amal diterima atau tidak
namun ketakwaan dalam melaksanakan amal tersebut yg menjadikan amal tersebut bernilai
ketakwaan kepada Allah diawali dengan sebuah niat yang tulus dalam melaksanakan sebuah ibadah
kisah mengenai dua anak Adam as tersebut, bisa menjadi sebuah barometer bagi kita
Habil meniatkan kurban tersebut kepada Allah, dengan demikian kita dapat lihat keikhlasannya dalam memberikan kurban
Habil berikan kurban yg terbaik yg ia miliki
inilah ketakwaan
inilah mengapa ia mengatakan "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". QS 5:27
karena dalam ketakwaan terbentang niat dimana ia akan mengikhlaskan apa yg ia miliki, apa yg menjadi kebanggaannya, apa yg terbaik dari dirinya kepada Allah swt
sebaliknya Qabil...
tidak ada niat utk melaksanakan ibadah kurban itu
niatnya bukanlah kepada Allah swt
tak ada keikhlasan dalam hatinya kepada Allah swt
Mujahid ra berkata: "Dahulu kami mencari ilmu ini dengan tanpa niat yang benar. Kemudian Allah memberi niat (kepada kami) di kemudian hari".
dengan atsar diatas saya tutup kajian ini, insya Allah bermanfaat
wabillahi taufiq wak hidayah
wallahu a'lam bish-showab
